SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI


Bermula SYEKH ABDUL QADIR JAILANI yaitu ABU SHOLIH gelarnya ( dalam bahasa arab Kunyahnya), nama beliau adalah ABDUL QADIR bin MUSA bin ABDULLAH bin YAHYA AZZAHID bin MUHAMMAD bin DAUD bin MUSA bin ABDULLAH bin MUSA AL–JUN bin ABDULLAH AL–MAHDI bin HASAN MASTNA bin HASAN bin ALI bin ABI THOLIB RADIYALLAHU ANHUM AJMAIIN.
Beliau dilahirkan pada tahun 470 Hijriyah, pada saat Ibunya melahirkan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI tiada dia menyusu pada siang hari Ramadhan dan pada suatu ketika tiada manusia melihat akan Hilal Ramadhan maka mereka datang kepada Ibu SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI untuk menanyakan apakah SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menyusu pada siang hari, maka ibunya SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menjawab tiada mencuncum hari itu akan susunya, maka nyatalah hari itu awal Ramadhan, maka mashurlah pada waktu itu telah lahir bagi keluarga AHLUL BAIT seorang anak yang tiada menyusu pada siang hari Ramadhan.
Pada suatu ketika ada seorang pemuda menanyakan kepada SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, bagaimana cara agar bisa selamat dari pada ujub (bangga) maka di jawab oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI : barang siapa melihat ia akan sesuatu itu adalah dari ALLAH SUBHANAHU WATAALA, dan bahwa sanya ALLAH yang memberi taupiq untuk ber-amal, dan mengeluarkan dirinya daripada kenyataan maka sungguh selamat ia dari pada ujub (bangga)

Kemuadian di lain hari Pada suatu ketika ada juga seorang pemuda menanyakan kepada SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, apa sebab tiada kami lihat lalat jatuh atau hinggap di atas pakaian engkau, maka menjawab SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI karena tiada ada sesuatu disisiku dari kotoran dunia dan manisnya madu akhirat.

Dan adalah SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI membaca ia akan QUR’AN dengan segala macam Qiraat sesudah sholat jhuhur, dan berfatwa ia atas mazhab IMAM SYAPI’I dan IMAM AHMAD bin HANBAL, dan adalah fatwa SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI dilentangkan orang kepada ulama di IRAQ maka kagum mereka dan mereka berkata maha suci ALLAH yang member nikmat kepadanya.

Adapun Akhlak beliau adalah, bahwa berhenti ia beserta qadarnya (tidak sombong), dan beliau suka beserta anak – anak dan jariyah ( budak ) dan sekedudukan ia dengan orang – orang fakir serta membuangi kutu – kutu bagi pakaian mereka, dan beliau tiada berdiri selamanya bagi para pembesar dan pejabat Negara, dan tiada beliau menuju pintu / rumah wajir dan sultan (raja).

Setengah dari pada perkataan SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI : apabila menetapkan akan kamu pada satu hal maka jangan engkau tuntut akan berpindah dari padanya kepada yang lebih tinggi atau lebih rendah, akan tetapi tunggulah oleh-mu sampai ALLAH SWT yang memindahkanmu dengan ketiadaan kehendak darimu.

Ini adalah sebagian karamah SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI :
Kubah SYEHK ABDUL QADIR AL - JAILANI
1.  Pada suatu ketika datang seorang laki-laki dari kota baghdad, dan menceritakan ia bahwa anak perempuan dia diculik oleh bangsa jin, dan ia masih perawan, maka di jawab oleh SYEKH ABDUL QADIL AL-JAILANI : pergilah engkau pada malam ini ke sebuah reruntuhan bangunan di GARKHA dan duduklah engkau disisi tempat yang tinggi yang kelima kemudian garis olehmu lingkaran di tanah dan sebut olehmu ketika engkau menggaris < BISMILLAHI ALA NIYYATI ABDIL QADIR > maka apabila waktu isya meliwati akan engkau oleh jemaah para jin atas rupa-rupa yang bermacam-macam, maka janganlah engkau takut karena memandang akan mereka, dan ketika datang waktu sahur maka melewati akan raja jin beserta rombongan jin yang lain, maka menanya ia akan hajatmu dan sebutlah bahwa kamu di utus oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI serta sebut akan perkaramu. Kemudian seorang laki-laki dari kota Baghdad tersebut langsung pergi sesuai apa yang diperintahkan oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka berlalulah para jin beserta rombongan nya, akan tetapi mereka tidak dapat akan melalui dari pada atas duduknya, sehingga melalui akan raja jin beserta rombongannya dengan menaiki kuda, dan menanyakan kepada laki-laki tersebut apa hajatmu ? dan laki-laki tersebut menjawab : bahwa aku di utus oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka turun lah raja jin beserta rombongan nya dari kuda serta mengucup raja jin serta rombongannya akan tanah, kemudian laki-laki tersebut menceritakan bahwa anak perempuannya diculik oleh bangsa jin, maka berkata raja jin kepada rombongannya : bawa kemari orang yang menculik anaknya, maka datanglah kepada laki-laki tersebut anaknya beserta jin yang nakal tersebut, maka berkatalah raja jin : ini adalah jin yang nakal dari jin bangsa cina, maka menanyai oleh raja jin kepada jin nakal tersebut : apa yang mendorongmu untuk menculik anak perempuan tersebut dari bawah tanggungan WALI QUTUB SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka menjawab jin nakal tersebut : bahwasanya ini perempuan jatuh dipangkuanku. Maka menyuruh raja jin kepada laki-laki tersebut untuk menyiksa jin yang nakal tersebut, maka laki-laki tersebut pun memukul akan penggulunya, dan menyerahkan jin yang nakal tersebut akan anak perempuan laki-laki itu, dan laki-laki itu pun berkata kepada raja jin : tiada aku lihat seumpama ini malam daripada menjungjungnya engkau akan perintah tuan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka menjawab raja jin : ya benar, dan bahwasaya ALLAH SWT apabila mendirikan maka memberikan kehebatan / kewibawaan terhadap jin dan manusia (seperti ini tersebut dalam kitab hayatul hayawan, pada hurup jim disisi kalam pada bicara jin)
2.      Berkata SYEKH ADDAMIRI di dalam kitab hayatul hayawan : bahwasaya SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI duduk pada suatu hari memberikan nasehat dan angin bersengatan kencang, kemudian lalu atas majlis SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI se-ekor burung elang maka berteriak-teriak ia sehingga mengganggu atas hadirin akan apa yang mereka dengarkan maka berkata tuan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI : wahai angin potonglah kepala burung itu, maka ketika itu juga jatuhlah burung itu dalam keadaan kepala terputus, kemudian SYEKH ABDUL QADIR Al-JAILANI turun dari kursinya mengambil burung tadi dan mengelus-elus sambil membaca <BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM>  maka burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan ijin ALLAH SWT. Dan kejadian itu disaksikan oleh orang-orang yang hadir dimajlis itu.
3.      Pada suatu hari datang seorang perempuan membawa anaknya kepada SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI dan berkata ia, bahwasanya aku lihat anak ku ini bersengatan taalluk dengan engkau, dan sungguh aku keluar dari pada hak ku padanya, maka terima lah oleh mu akan anakku, maka menerima lah oleh SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI dan menyuruh dia akan anak itu dengan bermujahadah (melawani nafsu) serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama – ulama salap (terdahulu), dan pada suatu hari ibunya datang menghadap SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI dan dia lihat anaknya kurus serta pucat mukanya dari pada bekas kelaparan dan berjaga malam, dan ibunya masuk mendapati anaknya sedang makan roti kasar, maka masuk ia ke kamar SYEHK ABDUL QADIR AL – JAILANI, dan melihat ia bahwa di dekat SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI ada bejana yang berisi tulang – tulang ayam yang sudah dimakan, maka berkata ibu anak tersebut, wahai SYEKH engkau memakan daging ayam, sedangkan anakku memakan roti kasar, kemudian meletakkan SYEHK ABDUL QADIR AL – JAILANI akan tangan nya di atas tulang-tulang tadi sambil berkata : berdirilah dengan ijin ALLAH TA’ALA yang menghidupkan tulang-tulang yang hancur. Maka berdirilah tulang-tulang itu kembali menjadi ayam dan ber – kokok : LAILAHAILLAH MUHAMMAD RASULULLAH SYEKH ABDUL QADIR WALIYULLAH. Kemudian SYEKH ABDUL QADIR berkata kepada ibu anak itu : jikalau anak mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.

Dan sebagian perkataan tuan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI :
1.    wahai tuhanku bagaimana aku hadiahkan kepadamu ruh ku dan jiwaku sedangkan nyata dengan dalil bahwasanya semuanya milik bagimu.
2.  Waspadalah kamu dan jangan merasa aman, dan jangan kamu sandarkan akan diri kamu akan mempunyai hal dan perkataan, dan jangan kamu menduga bahwa diri kamu akan punya hal dan maqam, dan jangan kamu menceritakan sesuatu yang memberitahu akan kamu oleh Allah SWT dari pada segala hal, karena Allah SWT setiap hari pada perkaranya.
3.    Dan jangan kamu mengadukan kemudharatan yang menimpa dengan kamu bagi selain Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : dan jika mengenai Allah SWT akan engkau dengan kemudharatan maka tiada ada yang menghilangkan melainkan Dia.
4.  Takutilah bahwa engkau mengadukan kesempitan rizki sedangkan disisimu masih ada pemakan, maka kadang – kadang susah atasmu sebab rizki sebagai siksaan dari kekufuranmu.
5.      Bermula segala nikmat akan sampai kepadamu engkau tarik akan dia atau tidak, dan bermula segala bala dan ujian akan hasil denganmu sekalipun engkau benci, maka menyerahlah kamu kepada Allah pada keseluruhan, memperbuat Allah SWT akan barang yang Ia kehendaki, dan jika datang kepadamu akan nikmat maka berbimbanglah dengan mengingatnya dan mensyukurinya, dan jikalau bala yang datang maka hadapi dengan sabar, dan yang lebih tinggi dari keduanya adalah Ridha merasa Lezat dengan Qada Tuhan

Dan di dalam Thobaqat Syarnubi : dinamai SYEKH ABDUL QADIR dengan nama JAILANI, Karena  ALLAH SWT tajalli pada SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI sedangkan beliau masih di dalam perut ibunya, sebanyak 100 kali, maka menamai oleh malaikat dengan JAILANI maka mendengar dengan dia oleh wali – wali maka menamai para wali - wali dengan nama tersebut,
Dan di wafatkan SYEKH ABDUL QADIR JAILANI pada tahun 561 dan di Maqamkan beliau dikota Baghdad

<sumber kitab ANWARUL MAWLA QADIR PI MANAQIBI SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI karangan tuan Guru Haji Muhammad Syukri Bin Unus>    

0 komentar :