SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI


Bermula SYEKH ABDUL QADIR JAILANI yaitu ABU SHOLIH gelarnya ( dalam bahasa arab Kunyahnya), nama beliau adalah ABDUL QADIR bin MUSA bin ABDULLAH bin YAHYA AZZAHID bin MUHAMMAD bin DAUD bin MUSA bin ABDULLAH bin MUSA AL–JUN bin ABDULLAH AL–MAHDI bin HASAN MASTNA bin HASAN bin ALI bin ABI THOLIB RADIYALLAHU ANHUM AJMAIIN.
Beliau dilahirkan pada tahun 470 Hijriyah, pada saat Ibunya melahirkan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI tiada dia menyusu pada siang hari Ramadhan dan pada suatu ketika tiada manusia melihat akan Hilal Ramadhan maka mereka datang kepada Ibu SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI untuk menanyakan apakah SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menyusu pada siang hari, maka ibunya SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menjawab tiada mencuncum hari itu akan susunya, maka nyatalah hari itu awal Ramadhan, maka mashurlah pada waktu itu telah lahir bagi keluarga AHLUL BAIT seorang anak yang tiada menyusu pada siang hari Ramadhan.

Sejarah Singkat Imam Junaid AL-Baghdadi



Beliau adalah AL-JUNAID IBN MUHAMMAD AL-KHAZZAZ AL-QAWARIRI AL-BAGHDADI. Memiliki kunyah Abu al-Qasim. Ayah beliau adalah seorang penjual kaca, karenanya gelar beliau “al-Qawariri” adalah disandarkan kepada profesi ayahnya tersebut. Keluarga al-Junaid berasal dari Nahawand, namun beliau dilahirkan dan tumbuh di Irak.

Al-Junaid adalah salah seorang sufi terkemuka di samping

Imam Syarafuddin Shohibul Maulid Burdah


Makam Imam Syarafuddin
Mengenal al-Busiri Pengarang Kasidah Burdah - Qasidah Burdah dikarang oleh Imam al-Busiri yang dilahirkan pada tahun 610 Hijrah (1213 Masehi) dan meninggal dunia pada tahun 695 Hijrah (1296 Masehi). Nama penuhnya ialah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Busiri. Beliau berketurunan Barbar, dilahirkan di Dallas (ada menyebutnya sebagai Dalos), Morocco dan dibesarkan di Busir, Mesir. Dimasa kecil, beliau telah diasuh oleh ayahandanya sendiri dalam mempelajari al-Quran dan ilmu pengetahuan yang lain. Untuk memperdalamkan lagi ilmu agama dan kesusasteraan Arab, Imam al-Busiri lalu berhijrah ke qaherah. Di qaherah, Imam al-Busiri menjadi seorang sasterawan dan penyair yang ulung. Kemahirannya didalam bidang syair mengatasi para penyair lain dizamannya. Karya-karya kaligrafinya juga terkenal dengan keindahannya. Gurunya yang paling utama ialah  Abdul Abbas al-Mursi yang merupakan murid pengasas tariqat Shazili yaitu Imam Abul Hasan as-Shazili.

Syekh Imam Ahmad Al-Badawi


Kota Fas rupanya beruntung sekali karena pernah melahirkan sang manusia langit yang namanya semerbak di dunia sufi pada tahun 596 H. Sang sufi yang mempunyai nama lengkap Ahmad bin Ali Ibrahim bin Muhammad bin Abi Bakr al-Badawi ini ternyata termasuk zurriyyah baginda Nabi, karena nasabnya sampai pada Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Talib, suami sayyidah Fatimah binti sayyidina Nabi Muhammad SAW.

Keluarga Badawi sendiri bukan penduduk asli Fas (sekarang termasuk kota di Maroko). Mereka berasal dari Bani Bara, suatu kabilah Arab di Syam sampai akhirnya tinggal di Negara Arab paling barat ini. Di sinilah Badawi kecil menghafal al-Qur'an mengkaji ilmu-ilmu agama khususnya fikih madzhab syafi'i. Pada tahun 609 H ayahnya membawanya pergi ke tanah Haram bersama saudara-saudaranya untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka tinggal di Makkah selama beberapa tahun sampai ajal menjemput sang ayah pada tahun 627 H dan dimakamkan di Ma'la.

Badawi masuk Mesir Sang sufi yang selalu mengenakan tutup muka ini suatu ketika ber-khalwat selama empat puluh hari tidak makan dan minum. Waktunya dihabiskan untuk meihat langit. Kedua matanya bersinar bagai bara. Sekonyong-konyong ia mendengar suara tanpa rupa. "Berdirilah !" begitu suara itu terus menggema, Carilah tempat terbitnya matahari. Dan ketika kamu sudah menemukannya, carilah tempat terbenamnya matahari. Kemudian...beranjaklah ke Thantha, suatu kota yang ada di propinsi Gharbiyyah, Mesir. Di sanalah tempatmu wahai pemuda".

Riwayat singkat Imam al-Muhajir Ahmad bin ‘Isa al-Rumi Ra.

Makam Habib Ahmad Bin Isa
Dalam perjalanan dari Seiwun ke Tarim, disebelah kanan akan kelihatan sebuah kubah dilereng bukit yang letaknya lebih kurang 4km dari bandar Seiwun. Itulah makam sesepuhnya ahlul bait di Hadramaut yaitu Imam Ahmad al-Muhajir. Nasab beliau : Imam al-Muhajir Ahmad bin ‘Isa al-Rumi bin Muhammad al-Naqib bin ‘Ali al-Uraidhi bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Hussin al-Sibth putera kepada Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah al-Zahra’ binti Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم.