
Beliau dilahirkan pada tahun 470
Hijriyah, pada saat Ibunya melahirkan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI tiada dia
menyusu pada siang hari Ramadhan dan pada suatu ketika tiada manusia melihat
akan Hilal Ramadhan maka mereka datang kepada Ibu SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
untuk menanyakan apakah SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menyusu pada siang hari,
maka ibunya SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI menjawab tiada mencuncum hari itu akan
susunya, maka nyatalah hari itu awal Ramadhan, maka mashurlah pada waktu itu
telah lahir bagi keluarga AHLUL BAIT seorang anak yang tiada menyusu pada siang
hari Ramadhan.
Pada suatu ketika ada seorang pemuda
menanyakan kepada SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, bagaimana cara agar bisa selamat
dari pada ujub (bangga) maka di jawab oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI :
barang siapa melihat ia akan sesuatu itu adalah dari ALLAH SUBHANAHU WATAALA,
dan bahwa sanya ALLAH yang memberi taupiq untuk ber-amal, dan mengeluarkan
dirinya daripada kenyataan maka sungguh selamat ia dari pada ujub (bangga)
Kemuadian di lain hari Pada suatu ketika ada
juga seorang pemuda menanyakan kepada SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, apa sebab
tiada kami lihat lalat jatuh atau hinggap di atas pakaian engkau, maka menjawab
SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI karena tiada ada sesuatu disisiku dari kotoran
dunia dan manisnya madu akhirat.
Dan adalah SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
membaca ia akan QUR’AN dengan segala macam Qiraat sesudah sholat jhuhur, dan
berfatwa ia atas mazhab IMAM SYAPI’I dan IMAM AHMAD bin HANBAL, dan adalah
fatwa SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI dilentangkan orang kepada ulama di IRAQ maka
kagum mereka dan mereka berkata maha suci ALLAH yang member nikmat kepadanya.
Adapun Akhlak beliau adalah, bahwa
berhenti ia beserta qadarnya (tidak sombong), dan beliau suka beserta anak –
anak dan jariyah ( budak ) dan sekedudukan ia dengan orang – orang fakir serta
membuangi kutu – kutu bagi pakaian mereka, dan beliau tiada berdiri selamanya
bagi para pembesar dan pejabat Negara, dan tiada beliau menuju pintu / rumah
wajir dan sultan (raja).
Setengah dari pada perkataan SYEKH ABDUL
QADIR AL - JAILANI : apabila menetapkan akan kamu pada satu hal maka jangan
engkau tuntut akan berpindah dari padanya kepada yang lebih tinggi atau lebih rendah,
akan tetapi tunggulah oleh-mu sampai ALLAH SWT yang memindahkanmu dengan
ketiadaan kehendak darimu.
Ini adalah sebagian karamah SYEKH ABDUL
QADIR AL - JAILANI :
Kubah SYEHK ABDUL QADIR AL - JAILANI |
1. Pada
suatu ketika datang seorang laki-laki dari kota baghdad, dan menceritakan ia
bahwa anak perempuan dia diculik oleh bangsa jin, dan ia masih perawan, maka di
jawab oleh SYEKH ABDUL QADIL AL-JAILANI : pergilah engkau pada malam ini ke
sebuah reruntuhan bangunan di GARKHA dan duduklah engkau disisi tempat yang
tinggi yang kelima kemudian garis olehmu lingkaran di tanah dan sebut olehmu
ketika engkau menggaris < BISMILLAHI ALA NIYYATI ABDIL QADIR > maka
apabila waktu isya meliwati akan engkau oleh jemaah para jin atas rupa-rupa
yang bermacam-macam, maka janganlah engkau takut karena memandang akan mereka,
dan ketika datang waktu sahur maka melewati akan raja jin beserta rombongan jin
yang lain, maka menanya ia akan hajatmu dan sebutlah bahwa kamu di utus oleh
SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI serta sebut akan perkaramu. Kemudian seorang
laki-laki dari kota Baghdad tersebut langsung pergi sesuai apa yang
diperintahkan oleh SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka berlalulah para jin
beserta rombongan nya, akan tetapi mereka tidak dapat akan melalui dari pada
atas duduknya, sehingga melalui akan raja jin beserta rombongannya dengan
menaiki kuda, dan menanyakan kepada laki-laki tersebut apa hajatmu ? dan
laki-laki tersebut menjawab : bahwa aku di utus oleh SYEKH ABDUL QADIR
AL-JAILANI, maka turun lah raja jin beserta rombongan nya dari kuda serta
mengucup raja jin serta rombongannya akan tanah, kemudian laki-laki tersebut
menceritakan bahwa anak perempuannya diculik oleh bangsa jin, maka berkata raja
jin kepada rombongannya : bawa kemari orang yang menculik anaknya, maka
datanglah kepada laki-laki tersebut anaknya beserta jin yang nakal tersebut,
maka berkatalah raja jin : ini adalah jin yang nakal dari jin bangsa cina, maka
menanyai oleh raja jin kepada jin nakal tersebut : apa yang mendorongmu untuk
menculik anak perempuan tersebut dari bawah tanggungan WALI QUTUB SYEKH ABDUL
QADIR AL-JAILANI, maka menjawab jin nakal tersebut : bahwasanya ini perempuan
jatuh dipangkuanku. Maka menyuruh raja jin kepada laki-laki tersebut untuk
menyiksa jin yang nakal tersebut, maka laki-laki tersebut pun memukul akan
penggulunya, dan menyerahkan jin yang nakal tersebut akan anak perempuan
laki-laki itu, dan laki-laki itu pun berkata kepada raja jin : tiada aku lihat
seumpama ini malam daripada menjungjungnya engkau akan perintah tuan SYEKH
ABDUL QADIR AL-JAILANI, maka menjawab raja jin : ya benar, dan bahwasaya ALLAH
SWT apabila mendirikan maka memberikan kehebatan / kewibawaan terhadap jin dan
manusia (seperti ini tersebut dalam kitab hayatul hayawan, pada hurup jim
disisi kalam pada bicara jin)
2.
Berkata
SYEKH ADDAMIRI di dalam kitab hayatul hayawan : bahwasaya SYEKH ABDUL QADIR
AL-JAILANI duduk pada suatu hari memberikan nasehat dan angin bersengatan
kencang, kemudian lalu atas majlis SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI se-ekor burung
elang maka berteriak-teriak ia sehingga mengganggu atas hadirin akan apa yang
mereka dengarkan maka berkata tuan SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI : wahai angin
potonglah kepala burung itu, maka ketika itu juga jatuhlah burung itu dalam
keadaan kepala terputus, kemudian SYEKH ABDUL QADIR Al-JAILANI turun dari
kursinya mengambil burung tadi dan mengelus-elus sambil membaca
<BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM> maka
burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan ijin ALLAH SWT. Dan kejadian
itu disaksikan oleh orang-orang yang hadir dimajlis itu.
3.
Pada
suatu hari datang seorang perempuan membawa anaknya kepada SYEKH ABDUL QADIR AL
– JAILANI dan berkata ia, bahwasanya aku lihat anak ku ini bersengatan taalluk
dengan engkau, dan sungguh aku keluar dari pada hak ku padanya, maka terima lah
oleh mu akan anakku, maka menerima lah oleh SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI dan
menyuruh dia akan anak itu dengan bermujahadah (melawani nafsu) serta
menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama – ulama salap (terdahulu),
dan pada suatu hari ibunya datang menghadap SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI dan
dia lihat anaknya kurus serta pucat mukanya dari pada bekas kelaparan dan
berjaga malam, dan ibunya masuk mendapati anaknya sedang makan roti kasar, maka
masuk ia ke kamar SYEHK ABDUL QADIR AL – JAILANI, dan melihat ia bahwa di dekat
SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI ada bejana yang berisi tulang – tulang ayam yang
sudah dimakan, maka berkata ibu anak tersebut, wahai SYEKH engkau memakan
daging ayam, sedangkan anakku memakan roti kasar, kemudian meletakkan SYEHK
ABDUL QADIR AL – JAILANI akan tangan nya di atas tulang-tulang tadi sambil
berkata : berdirilah dengan ijin ALLAH TA’ALA yang menghidupkan tulang-tulang
yang hancur. Maka berdirilah tulang-tulang itu kembali menjadi ayam dan ber –
kokok : LAILAHAILLAH MUHAMMAD RASULULLAH SYEKH ABDUL QADIR WALIYULLAH. Kemudian
SYEKH ABDUL QADIR berkata kepada ibu anak itu : jikalau anak mu sudah dapat berbuat
seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.
Dan sebagian perkataan tuan SYEKH ABDUL
QADIR AL-JAILANI :
1.
wahai
tuhanku bagaimana aku hadiahkan kepadamu ruh ku dan jiwaku sedangkan nyata
dengan dalil bahwasanya semuanya milik bagimu.
2. Waspadalah
kamu dan jangan merasa aman, dan jangan kamu sandarkan akan diri kamu akan
mempunyai hal dan perkataan, dan jangan kamu menduga bahwa diri kamu akan punya
hal dan maqam, dan jangan kamu menceritakan sesuatu yang memberitahu akan kamu
oleh Allah SWT dari pada segala hal, karena Allah SWT setiap hari pada
perkaranya.
3.
Dan
jangan kamu mengadukan kemudharatan yang menimpa dengan kamu bagi selain Allah
SWT sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : dan jika mengenai Allah SWT
akan engkau dengan kemudharatan maka tiada ada yang menghilangkan melainkan
Dia.
4. Takutilah
bahwa engkau mengadukan kesempitan rizki sedangkan disisimu masih ada pemakan,
maka kadang – kadang susah atasmu sebab rizki sebagai siksaan dari kekufuranmu.
5.
Bermula
segala nikmat akan sampai kepadamu engkau tarik akan dia atau tidak, dan
bermula segala bala dan ujian akan hasil denganmu sekalipun engkau benci, maka
menyerahlah kamu kepada Allah pada keseluruhan, memperbuat Allah SWT akan
barang yang Ia kehendaki, dan jika datang kepadamu akan nikmat maka
berbimbanglah dengan mengingatnya dan mensyukurinya, dan jikalau bala yang
datang maka hadapi dengan sabar, dan yang lebih tinggi dari keduanya adalah
Ridha merasa Lezat dengan Qada Tuhan
Dan di dalam Thobaqat Syarnubi : dinamai
SYEKH ABDUL QADIR dengan nama JAILANI, Karena
ALLAH SWT tajalli pada SYEKH ABDUL QADIR AL – JAILANI sedangkan beliau
masih di dalam perut ibunya, sebanyak 100 kali, maka menamai oleh malaikat
dengan JAILANI maka mendengar dengan dia oleh wali – wali maka menamai para
wali - wali dengan nama tersebut,
Dan di wafatkan SYEKH ABDUL QADIR
JAILANI pada tahun 561 dan di Maqamkan beliau dikota Baghdad
<sumber kitab ANWARUL
MAWLA QADIR PI MANAQIBI SYEKH ABDUL QADIR AL - JAILANI karangan tuan Guru Haji
Muhammad Syukri Bin Unus>
0 komentar :
Posting Komentar